SMA Negeri 8 Tangerang

Minggu, 06 November 2011

pengamatan telur asin


Pengamatan
Keadaan Utuh:

No.  Pengamatan                    Sebelum Telur direndam  Setelah Telur direndam
1      Berat rata-rata Telur      61,25 gr                                  70,4 gr
2      Kondisi telur                    Normal                                 Bertambah besar

Keadaan telur yang mentah (isi telur) :

No.  Pengamatan     Sebelum direndam                           Setelah direndam
1      Putih telur -      bagian putih telur kental terlihat   bagian putih telur kental menyatu
                                  Jelas                                                      dengan bagian putih telur encer
2     Kuning telur      -kenyal (seperti gel).                         -Keras
                                   -berwarna kuning pucat.                 -Berwarna kuning cerah.
                                 -jika dibelah, isi akn keluar dan       -Jika dibelah isi tidak keluar dan bercam
                                  bercampur dengan putih telur.      pur dengan putih telur krn tlh memadat
                                -Bentuk teratur(simetris).                 -Bentuk tidak teratur(asimetris).







Kondisi setelah dimasak (isi telur) :

No. Pengamatan       Sebelum direndam                              Setelah direndam
1   Putih telur              -Berwarna putih keabu-abuan.         - Berwarna putih cerah
                                    - Kenyal.                                                - Tidak kenyal
                                    - Tidak mudah hancur.                       - Mudah hancur.
                                    - Sedikit transparan.                          - Tidak transparan.
                                                                                                  - Terdapat minyak dipinggir.
2    Kuning telur         - Berwarna kuning pucat.                   - Berwarna oranye
                                  - Mudah hancur.                                  - Padat, tidak mudah hancur.
3    Rasa                      Tawar                                                      Asin

Penjelasan
Telur yang direndam di dalam larutan garam akan mengalami osmosis, mengapa? Karena telur tersebut ditempatkan ditempat/lingkungan yang konsentrasinya lebih encer daripada di dalam telur(isi telur). Kita anggap telur sebagai sel tunggal yang terbungkus cangkang yang memiliki pori-pori dan merupakan membrane yang bersifat selektif permeable, kuning telur sebagai inti. Oleh karena itu, hal ini menyebabkan air dan garam masuk ke dalam telur melewati membrane/cangkang telur karena konsentrasi di dalam lebih tinggi daripada di luar, sehingga telur menjadi asin setelah perendaman 21 hari, hal ini sesuai dengan pengertian osmosis yaitu proses perpindahan molekul-molekul zat terlarut dari konsentrasi rendah(hipotonik) ke konsentrasi yang lebih tinggi(hipertonik).
Untuk membuktikan ada tidaknya mlekul yang masuk, lihat hasil pengamatan di atas, berat telur bertambah, hal tersebut menunjukkan bahwa volume telur bertambah akibat masuknya sesuatu molekul ke dalam telur, dalam hal ini air dan garamlah yang masuk ke telur, dan bukti lain yang menunjukkan bahwa air tsb masuk ke dalam telur adalah berubahnya volume air sebelum dan setelah perendaman. Volume air setelah merendam telur selama 21 hari lebih sedikit daripada volume air pada saat sebelumnya. Hal ini menunjukkan air masuk ke dalam telur bukan isi telur yang keluar.
Dalam mempersiapkan telur yang akan direndam, telur sebaiknya diamplas dahulu. Karena hal tersebut dapat mengikis kalsium yang ada di cangkangnya dan dapat mempermudah molekul agar dapat masuk ke dalam telur.
Untuk pencucian dengan air hangat, hal tersebut berfungsi untuk membunuh mikroorganisme sehingga telur tsb steril ketika dimasukkan ke dalam larutan. Tetapi larutan garam dapat berfungsi sebagai pengawet karena garam dapat membunuh mikroorganisme dan mikroorganisme pun tidak dapat hidup di lingkungan ini.
Dalam percobaan ini, kami memilih garam kristal sebagai zat yang terlarut karena garam kristal memiliki konsentrasi lebih tinggi dan garam tersebut lebih asin daripada garam dapur biasa.
Telur asin yang di buat dengan memakai abu gosok pada dasarnya sama dengan telur asin yang dibuat delangan larutan garam, hanya saja telur yang direndam lebih terjamin mutunya dibanding yang memakai abu gosok karena telur hanya kontak dengan larutan garam saja dan pembuatannya pun juga lebih steril dan bersih.
Berat telur bertambah dan volume air berkurang dikarenakan molekul air dan garam bergerak masuk ke dalam telur karena larutan garam lebih hipotonik dibanding isi telur yang hipertonik. Sehingga menyebabkan hemolisis atau masuknya molekul air dan garam ke dalam telur, sehingga berat telur bertambah tetapi volume air di luar berkurang.
Semakin encer larutan garam(jumlah garam lebih sedikit) maka akan semakin lama pula proses pengasinan, karena garam yang masuk lebih sedikit dibandingkan dengan garam yang masuk ke dalam telur ketika berada di larutan yang pekat(garam yang lebih banyak). Dan dapat kita katakan jika telur di rendam di larutan garam yang encer maka akan terjadi hal seperti dibawah ini (dibanding dengan larutan garam yang lebih pekat) :
- Semakin sedikit air yang masuk ke dalam telur
- Pertambahan berat telur sedikit
- Kuning telur kurang padat
- Terdapat endapan hitam lebih banyak
endapan hitam ini berasal dari garam kristal, karena penyerapan / masuknya air dan garam ke dalam telur tidak sebaik ketika telur berada di lingkungan yang lebih pekat, maka karena terlalu lama tidak terserap, kotoran dari garam yang berwarna hitam akan mengendap.
Kondisi putih telur sebelum direndam transparan, seperti lender, lengket, sedangkan kondisi putih telur setelah direndam kurang transparan, encer/lebih cair, tidak lengket. Hal itu disebabkan molekul air dan garam masuk melalui membrane selektif permeable dan bercampur dengan putih telur, larutan garam yang sedikit keruh mempengaruhi warna putih telur dan menyebabkan putih telur menjadi kurang transparan dan larutan garam yang lebih encer daripada putih telur itu bercampur dengan putih telur yang seperti lender/ gel/ kental berkurang kepekatannya dan menyebabkan putih telur menjadi lebih encer dari semula(sebelum perendaman).
Berbeda dengan putih telur, kuning telur dari telur yang telah direndam selama 21 hari jauh lebih keras atau lebih padat dibanding kuning dari telur yang tidak direndam. Hal ini disebabkan ketika molekul air dan garam masuk ke dalam telur, maka air dan garam masuk ke putih telur karena konsentrasi putih telur lebih pekat daripada konsentrasi larutan garam, tetapi ingat, di dalam telur masih ada kuning telur yang konsentrasinya jauh lebih pekat dibanding dengan putih telur dan larutan garam. Sehingga molekul air dan garam masuk ke kuning telur, tapi lebih banyak garam yang masuk dibanding air, semakin lama, garam yang terdapat di kuning telur akan menumpuk dan kuning telur lama kelamaan akan mengeras karena kelebihan mineral garam. Sehingga ketika kita membelahnya, tidak ada lagi cairan yang semula sangat kenyal seperti gel yang keluar dari kuning telur, dengan kata lain kuning telur telah mengeras.
telah mengeras sehingga  dapat diangkat.
Putih telur asin matang mudah hancur karena putih telur tersebut telah bercampur dengan larutan garam, sehingga konsentrasi kepekatannya turun menjadi encer dan daya ikat antar molekul putih telur yang sebelumnya kuat menjadi berkurang karena putih telur asin encer dan hasilnya putih telur asin lebih mudah hancur dibanding putih telur yang bukan telur asin. Sedangkan pada kuning telur, kuning telur asin mentah sangat keras dibanding yang bukan telur asin itu berarti daya ikat antar molekulnya lebih kuat daripada yang bukan telur asin. Sehingga ketika telah matang, kuning telur tidak mudah hancur.


1 komentar:

  1. laporan hasil pengamatan dari praktikum ini dilakukan oleh siswa kelas XI Science 3, SMA Negeri 8 dengan pembina Ibu Dewi Saribanon selaku guru biologi kami untuk mengetahui reaksi defusi-osmosis.

    BalasHapus